Mella Sarah Elmania Bagikan Tips Raih Beasiswa MEXT Jepang di Webinar SSIC
- Humas PPIJ Kochi
- 23 jam yang lalu
- 3 menit membaca

Kochi, Jepang— 24 Mei 2025. Synergy Social Impact Community (SSIC) kembali menggelar webinar inspiratif bertajuk “Bridge to the World: Inside Stories & Winning Tips from Scholarship Awardees”, yang diselenggarakan secara daring pada Sabtu (24/5). Salah satu pembicara utama, Mella Sarah Elmania, S.Pi., M.Sc., berbagi pengalaman serta kiat suksesnya dalam meraih beasiswa MEXT dari Pemerintah Jepang untuk studi doktoral. Mella saat ini merupakan mahasiswa program doktoral di UGAS Ehime University afiliasi Kochi University, Jepang, dengan dukungan penuh dari MEXT (Monbukagakusho Scholarship)—salah satu beasiswa paling kompetitif dan prestisius di Asia. Sebelum memperoleh beasiswa MEXT untuk jenjang S3, Mella terlebih dahulu menyelesaikan studi magister melalui Asian Africa Pacific Rim Program (AAP) di Kochi University.
MEXT: Peluang Besar Bagi Mahasiswa Indonesia
Dalam presentasinya, Mella mengungkap bahwa beasiswa MEXT menyediakan banyak jalur dan kesempatan, terutama bagi pelajar Indonesia. Terdapat lebih dari 50 skema beasiswa dari pemerintah maupun swasta yang dapat diakses oleh warga negara Indonesia untuk studi ke Jepang, namun MEXT tetap menjadi primadona karena cakupan dan keistimewaannya. Beasiswa MEXT mendanai enam jenis program, yakni:
Program Magister dan Doktoral (S2/S3)
Program Sarjana (S1)
College of Technology (setara D3)
Specialized Training College (setara D3)
Teacher Training
Japanese Studies
Beasiswa ini mencakup biaya kuliah penuh, tunjangan hidup bulanan, tiket pesawat pulang-pergi, pembebasan biaya visa, dan bantuan akomodasi. Namun, Mella menggarisbawahi bahwa fasilitas tersebut hanya dapat diraih jika pelamar mampu melewati proses seleksi yang sangat ketat.
Dua Jalur Seleksi, Persiapan Lebih Awal Jadi Kunci.
MEXT membuka pendaftaran melalui dua jalur utama yaitu Government to Government (G to G) melalui Kedutaan Besar Jepang di Indonesia dan University to University (U to U) melalui pengajuan langsung ke universitas di Jepang. Mella menekankan pentingnya memulai persiapan sejak jauh hari, bahkan minimal 6 hingga 12 bulan sebelum pendaftaran resmi dibuka. Langkah awal mencakup mengumpulkan informasi persyaratan, membuat daftar periksa dokumen, dan memulai penyusunan proposal riset. “Persiapan tidak hanya soal dokumen, tapi juga soal membangun niat dan strategi yang matang. Semakin awal kita memulai, semakin siap kita menghadapi setiap tahapan seleksi,” ujarnya.
Bagaimana Mencari Profesor dan Menyusun Proposal yang Relevan?
Salah satu tahapan terpenting dalam seleksi MEXT adalah mencari calon pembimbing (Profesor). Mella menyarankan agar pelamar melakukan riset mendalam terhadap profesor dan laboratorium yang sesuai dengan bidang studi mereka. Hal ini bisa dilakukan melalui:
Mengikuti seminar internasional atau konferensi daring
Membaca publikasi akademik calon profesor
Mengunjungi situs resmi universitas
Berpartisipasi dalam program pertukaran atau sukarelawan yang melibatkan mahasiswa Indonesia dan Jepang
“Kalau bidang penelitian kita tidak sejalan dengan profesor, kemungkinan ditolak sangat besar. Maka penting bagi kita memahami arah riset dan ketertarikan mereka,” jelas Mella.
Proposal penelitian yang disusun juga harus mencerminkan pemahaman terhadap isu global dan kontribusi yang bisa diberikan untuk kemajuan ilmu di dunia. Selain itu, study plan juga perlu menjelaskan rencana studi, program yang dituju, dan alasan pemilihan universitas.
Do & Don’t dalam Mendaftar Beasiswa MEXT
Dalam sesi materi visualnya, Mella menyampaikan beberapa poin penting terkait hal-hal yang perlu dilakukan (Do) dan dihindari (Don’t) saat mendaftar MEXT.
Yang Harus Dilakukan:
Menghubungi sensei lebih awal
Menyiapkan dokumen dari jauh hari
Membuat timeline persiapan
Menyiapkan dana pribadi untuk kebutuhan darurat
Yang Harus Dihindari:
Mengirim email mendadak untuk meminta LoA
Tidak menyiapkan proposal riset
Terlambat mengirimkan berkas
Panik saat menghadapi tenggat waktu
Dengan mematuhi poin-poin ini, pelamar dapat meminimalisir kesalahan umum yang sering menyebabkan kegagalan di tahap administrasi maupun wawancara.
Mengapa Jepang?
Menurut Mella, Jepang menjadi tujuan studi yang ideal karena berbagai alasan seperti; Negara dengan kemajuan teknologi tinggi, khususnya di bidang STEM, Lingkungan akademik yang kompetitif dan suportif, Budaya dan warisan tradisi yang kaya, Sistem jaminan kesehatan dan pendidikan keluarga yang baik, serta Banyak kesempatan untuk kerja paruh waktu dan karier pascastudi
“Tidak hanya akademik, hidup di Jepang mengajarkan banyak hal tentang kemandirian dan etos kerja,” imbuh Mella.
Diakhir sesi Mella menutup dengan memberikan semangat kepada seluruh peserta yang hadir. “Percaya bahwa setiap langkah yang kalian rancang hari ini akan membuka jalan menuju impian yang lebih besar. Jangan takut gagal, karena kegigihan dan strategi adalah kunci kesuksesan.” Ujar Mella dalam mengakhiri sesinya.
Commenti